Sebuah lubang misterius diketahui berada di antara es laut di lepas pantai Antartika yang pertama kali muncul tahun 1973. Lubang tersebut berukuran sangat besar, bahkan diperkirakan bisa menelan California. Dilansir dari Science Alert, Minggu (15/11/2020), hingga selama tiga musim dingin, lubang misterius itu masih tetap di tempatnya.
Namun, tampaknya sebagian besar telah menghilang sebelum muncul lagi pada tahun 2017, dengan mulut lubang yang semakin besar. Mulut lubang raksasa ini terkadang berukuran seluas sebuah negara bagian yang disebut polynya, yakni area perairan terbuka yang dikelilingi oleh es laut.
Akan tetapi Weddell Polynya yang misterius, yang terjadi di atas daratan tinggi samudera Maud Rise, di perairan Laut Weddel di Samudra Selatan adalah contoh yang paling ekstrem dari fenomena lingkungan ini. Lubang ini telah muncul sejak lama, bahkan jarang terjadi, namun cukup membingungkan para ilmuwan.
Pada tahun lalu, para peneliti menduga lubang itu terjadi akibat anomali iklim yang semuanya datang bersamaan dan menyebabkan polynya tersebut. Studi lain yang dilakukan pada 2019 diketuai ilmuwan atmosfer Diana Francis, menyebut sebagai anomali yang terjadi sebagai dampak dari siklon parah yang dihasilkan oleh sirkulasi atmosfer.
Siklon ini kemudian menarik es laut yang mengapung ke arah berlawanan dan menjauh dari mata badai, selanjutnya menciptakan lubang raksasa. Francis, ilmuwan senior di Khalifa University, Uni Emirat Arab baru saja memimpin studi yang menjelaskan penyumbang lain terkait fenomena yang diabadikan sampai seakrang, yakni sungai atmosfer yang hangat, udara lembab.
Dalam studi baru, Francis dan timnya meneliti data atmosfer sejak tahun 1970-an. Mereka menemukan bahwa ada ‘sungai di langit’ dalam pembentukan peristiwa Weddell Polynya tahun 1973 dan 2017, yang sangat kuat.