Bayangan suram mencekam melingkupi kota Humberstone di Chili, sebuah kota yang ditinggalkan oleh penduduknya selama lebih dari 100 tahun. Di masa silam, Humberstone adalah sebuah kota penuh warna sebagai pusat penghasil natrium nitrat yang digunakan dalam bahan peledak. Humberstone juga dikenal sebagai kota agraris yang ramai. Semuanya berubah menjadi berbagai episode cerita misteri sejak tahun 1940. Bioskop kota yang menampung sekitar 3.700 orang yang sedang menonton film Meksiko dan operet Spanyol tetiba runtuh dengan menewaskan semua orang di dalamnya.
Sejak saat itu, suara jeritan-jeritan yang menyeramkan sering terdengar dari bekas bangunan teater dan ada penampakan misterius di foto-foto yang diambil di lokasi tersebut. Pada tahun 1959, industri di Humberstone ditutup karena bangkrut dan para pekerja menemukan pekerjaan baru di tempat lain. Sejak itulah, kota yang pernah maju dan ramai itu menjadi sunyi dan tertinggal, dengan harta benda penduduk yang ditinggalkan tergeletak begitu saja dan diliputi debu. Baju, sepatu, dan barang-barang lainnya masih tersimpan di tempat mereka dulu ditinggalkan.
Humberstone kini dijadikan sebagai monumen nasional oleh pemerintah Chili pada tahun 1970 dan kemudian menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2005. Namun, gempa bumi dan vandalisme yang terjadi selama bertahun-tahun telah membuat kota itu masuk ke dalam daftar warisan dunia yang paling berbahaya dan disebut sebagai “Kota Hantu” oleh banyak orang. Laman Unesco.org menyebut Humberstone dimasukkan dalam Daftar Warisan Dunia dalam Bahaya untuk membantu memobilisasi sumber daya untuk konservasinya.
Mengutip Freeway Drone, Humberstone terletak 48 km sebelah timur kota Iquique di Gurun Atacama di Wilayah Tarapacá di Chile utara. Terletak di gurun terpencil Pampa, salah satu gurun terkering di bumi, ribuan pampino hidup di lingkungan yang tidak bersahabat ini, selama lebih dari 60 tahun, dari tahun 1880, untuk mengolah deposit sendawa terbesar di dunia, menghasilkan pupuk natrium nitrat. Suasana mencekam di kota yang tak berpenghuni ini, membuat orang merinding dan berpikir dua kali sebelum menginjakkan kaki di sana.***