Misteri Planet Raksasa yang Tersembunyi di Balik Pluto

Misteri Planet Raksasa yang Tersembunyi di Balik Pluto

Para astronom yakin ada planet ke sembilan di Tata Surya. Namun, sampai saat ini posisi tepatnya masih misterius.

Peneliti antariksa dengan gigih menghabiskan waktu mereka untuk mencari planet kesembilan. Permasalahannya, teknologi yang saat ini belum cukup canggih untuk menemukan planet yang jaraknya sangat jauh.

Sara Webb, ahli antariksa, menjelaskan alasan yang membuat kalangan astronomi yakin ada Planet 9 walaupun sampai saat ini belum ada yang bisa “melihat”-nya.

“Alasannya, semua yang kita ketahui tentang Tata Surya tidak masuk akal, jika Planet 9 tidak ada,” kata Webb dikutip dari The Conversation, Senin (27/2/2023).

Medan gravitasi di Tata Surya adalah bukti utama keberadaan Planet 9.

“Saat kami mengamati objek yang lokasinya jauh, seperti planet kerdil yang lebih jauh dari Pluto, orbit mereka tak masuk akal. Mereka bergerak di orbit elips (berbentuk oval) yang sangat luas, bergerombol, dan lebih tegak dari objek lain di Tata Surya,” jelas Webb.

Seluruh tanda-tanda itu menunjukkan ada kekuatan gravitasi lain yang berperan. Hal ini juga jadi dasar astronom memperkirakan bahwa ukuran planet ke-9 sekitar 10 kali lebih besar dari Bumi.

Jarak Planet 9 itu sangat jauh. Salah satu perkiraannya jarak dengan Matahari mencapai 20 kali jarak Neptunus dan pusat tata surya.

Posisinya yang jauh membuat Planet 9 butuh waktu lama untuk mengelilingi Matahari, yakni mencapai 10 ribu hingga 20 ribu tahun Bumi.

Permukaan planet pengganti Pluto itu diperkirakan sangat gelap. Alasannya karena cahaya Matahari yang sulit untuk sampai ke sana.

Dengan jarak yang jauh, pengamatan dari Bumi baru bisa melihat posisinya pada 1.000 tahun lalu.

Meski dengan banyak tantangan, Webb yakin bisa mengatasinya dengan perkembangan teknologi teleskop.

Webb mengatakan teleskop baru akan dibangun dalam satu dekade ke depan bisa digunakan untuk melacak posisi Planet 9. Saat ini, ambisi tersebut sanga sulit tercapai karena banyak faktor.

“Kita hanya punya waktu sangat sebentar pada malam hari, dan kondisinya harus tepat. Secara spesifik, kita harus menunggu waktu pada malam dengan langit tanpa bulan, dan lokasi tempat pengamatan juga harus menghadap titik yang tepat di langit,” katanya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *