Para ahli dari National Academy of Sciences telah berhasil mengungkap misteri yang terkubur selama ribuan tahun di Provinsi Lori, Armenia Utara. Melalui penggalian di nekropolis Bover I, mereka menemukan kerangka prajurit wanita yang menarik, menggugah rasa ingin tahu akan sejarah dan mitologi kuno.
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di International Journal of Osteoarchaeology, dipimpin oleh Dr. Anahit Khudaverdyan, tim peneliti menyoroti keberadaan budaya prajurit yang mengiringi mungkin mitos Yunani Kuno. Kerangka prajurit wanita ini, yang diyakini berusia 2.500 tahun, adalah bagian dari suku Urartu yang menjulang di wilayah tersebut antara abad ke-9 dan ke-6 SM.
Kisah di balik kerangka ini mengungkapkan keteguhan dan ketangguhan yang luar biasa. Dengan luka-luka yang terdapat pada kerangka, terungkap betapa gigihnya prajurit wanita ini dalam mempertahankan wilayah mereka. Bahkan, luka-luka tersebut menunjukkan bahwa mereka bertempur hingga akhir, dengan keberanian yang mengesankan.
Wanita pejuang Amazon ini, yang tingginya sekitar 165 sentimeter, dimakamkan dengan penuh penghormatan, ditemani oleh bejana keramik dan perhiasan yang berasal dari periode Armenia Awal (abad ke-8 hingga ke-6 SM). Situs pemakaman kerajaan di Urartu, yang merupakan kerajaan Zaman Besi, mencerminkan budaya unik yang berfokus pada perburuan, kegiatan militer, dan ekonomi perdagangan.
Detil mengerikan dari luka-luka pada kerangka ini menjadi sorotan dalam penelitian ini. Terdapat “mata panah logam yang terperangkap di tulang pahanya”, sebuah petunjuk terhadap pertempuran sengit yang dialami prajurit wanita ini. Meskipun masih belum jelas apakah luka ini merupakan penyebab langsung kematian atau terjadi dalam pertempuran sebelumnya, tetapi luka-luka tersebut memberikan gambaran tentang kehidupan yang keras di medan perang kuno.
Tengkoraknya yang berlubang mengindikasikan kematian yang tragis, sedangkan luka-luka potong dan tusukannya menunjukkan bahwa dia terlibat dalam pertempuran. Cederanya, yang mencakup luka dari pedang, menunjukkan bahwa dia menghadapi akhirnya dalam medan perang dengan gagah berani.
Analisis tubuh wanita ini menggambarkan sosok prajurit yang tangguh dan berani, siap menghadapi segala tantangan di medan perang. Dengan otot-otot yang kuat dan keberanian yang tak tergoyahkan, dia menjadi contoh nyata dari keberanian dan kekuatan wanita dalam sejarah.
Meskipun hanya sedikit bukti yang ditemukan tentang peran wanita dalam budaya Urartu, keberadaan kerangka prajurit wanita ini menimbulkan pertanyaan menarik tentang peran mereka dalam masyarakat kuno.
Apakah mereka benar-benar pejuang Amazon yang diceritakan dalam mitos klasik, ataukah mereka merupakan inspirasi kuat untuk karakter-karakter legendaris tersebut, adalah teka-teki yang masih menantikan jawaban.
Dengan temuan ini, kita menjadi lebih sadar akan kompleksitas sejarah dan mitologi kuno. Kisah wanita pejuang ini mengingatkan kita akan keberadaan perempuan yang tangguh dalam sejarah, menantang stereotip dan menginspirasi generasi baru untuk menghargai kekuatan wanita dalam segala bidang kehidupan.***