Sebuah kisah horor dari masa lalu kembali menghantui dunia modern, kali ini dalam bentuk cacing Guinea yang menyeramkan. Dikenal dengan parasit Dracunculus medinensis, cacing Guinea telah menjadi momok mengerikan bagi manusia selama ribuan tahun.
Para ilmuwan kini tengah menyelidiki sebuah lukisan dari sebuah gereja di Italia yang tampaknya menampilkan gambaran tertua tentang cacing Guinea – seorang santo Prancis abad ke-14 yang memiliki cacing tersebut keluar dari kakinya.
Lukisan ini, yang sebelumnya menimbulkan tanda tanya, kini mengungkapkan sebuah misteri kuno yang menakutkan.
Cacing Guinea, meskipun saat ini tidak dikenal di Italia, telah menjadi ancaman bagi manusia di berbagai belahan Afrika, termasuk Sudan Selatan, Chad, Mali, dan Ethiopia.
Penyakit yang disebabkan oleh cacing ini disebut dracunculiasis, yang meskipun tidak mematikan, menyebabkan rasa sakit yang tak tertahankan pada mereka yang terinfeksi.
Dalam catatan sejarah kuno, cacing Guinea disebutkan dalam Perjanjian Lama Alkitab sekitar 1450 SM, dan dikenali dalam Papirus Ebers Mesir kuno dari 1550 SM. Metode pengobatan kuno yang direkomendasikan, seperti melilitkan cacing di sekitar tongkat, mencerminkan keputusasaan manusia dalam mengatasi penyakit ini.
Meskipun angka kasus dracunculiasis pernah mencapai 3,5 juta pada pertengahan 1980-an, berkat upaya intensif, jumlahnya turun drastis menjadi hanya 25 kasus di seluruh dunia pada tahun 2016.
Namun, bahaya tetap nyata, terutama karena cacing Guinea menyebar saat penderita mencari air untuk meredakan rasa sakitnya.