Persepolis: Kota Raja-Raja Persia yang Terlupakan Waktu

Pendahuluan

Di tengah lanskap kering Provinsi Fars di Iran berdiri reruntuhan megah yang menjadi saksi bisu kekuatan salah satu kekaisaran terbesar di dunia kuno: Kekaisaran Achaemenid. Kota itu adalah Persepolis, ibu kota seremonial yang dibangun lebih dari 2.500 tahun lalu. Meski kini hanya tinggal puing dan pilar, kemegahan arsitekturnya, kisah sejarahnya, dan simbolisme kekuasaannya tetap hidup dan memukau dunia hingga hari ini.

Sejarah Singkat Pendirian Persepolis

Persepolis (dalam bahasa Persia kuno disebut Parsa) didirikan sekitar tahun 518 SM oleh Raja Darius I (Darius Agung). Kota ini bukanlah pusat pemerintahan sehari-hari Kekaisaran Achaemenid, melainkan berfungsi sebagai kota upacara—tempat berlangsungnya festival penting seperti Nowruz (Tahun Baru Persia).

Darius dan penerusnya, termasuk Xerxes I dan Artaxerxes I, memperluas dan menghias Persepolis menjadi simbol kejayaan dan kebesaran Persia. Kota ini dirancang untuk mencerminkan tata tertib kosmos dan kekuasaan yang teratur, seperti yang diyakini oleh para penguasa Persia.

Keajaiban Arsitektur dan Simbolisme

Persepolis dibangun di atas dataran tinggi buatan, dan seluruh kompleks terdiri dari istana, balairung, gerbang masuk, dan tempat penyimpanan harta.

1. Gerbang Segala Bangsa

Gerbang utama ini dibangun oleh Xerxes I dan didekorasi dengan ukiran banteng bersayap dan tulisan multibahasa. Gerbang ini melambangkan keterbukaan Kekaisaran Achaemenid terhadap semua bangsa taklukan.

2. Balairung Seribu Tiang (Apadana)

Merupakan bangunan terbesar di Persepolis. Balairung ini digunakan untuk menyambut duta besar dari berbagai kerajaan yang datang membawa upeti. Relief di dindingnya menggambarkan barisan utusan dari berbagai negeri—India, Mesir, Yunani, dan lainnya.

3. Relief dan Simbol Kekuasaan

Relief batu di Persepolis menggambarkan tema yang berulang: raja sebagai pusat kekuasaan, keharmonisan antarbangsa, dan kemenangan atas kekacauan (simbol pertempuran singa dan banteng). Ini mencerminkan konsep zoroastrianisme tentang tatanan kosmis (Asha) melawan kekacauan (Druj).

Kehancuran oleh Alexander Agung

Pada tahun 330 SM, Alexander Agung menaklukkan Persia dan membakar Persepolis. Tindakan ini sering diartikan sebagai balas dendam atas invasi Persia ke Yunani sebelumnya. Namun, banyak ahli percaya bahwa pembakaran tersebut juga merupakan strategi politis untuk meruntuhkan simbol kekuasaan Achaemenid.

Ironisnya, api yang menghancurkan Persepolis juga membantu melestarikan beberapa elemen bangunan dari pelapukan alami selama berabad-abad.

Penemuan Kembali dan Ekskavasi

Reruntuhan Persepolis mulai menarik perhatian penjelajah Eropa sejak abad ke-17. Ekskavasi arkeologis serius dimulai pada awal abad ke-20 oleh para arkeolog Iran dan asing.

Sejumlah artefak penting, termasuk tablet tanah liat dengan tulisan Elam dan Persia Kuno, ditemukan di sana. Tablet ini berisi catatan administratif yang memperlihatkan sistem birokrasi yang terorganisasi dan keterlibatan perempuan dalam kehidupan ekonomi.

Persepolis dan Warisan Dunia

Pada tahun 1979, Persepolis ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, sebagai pengakuan atas pentingnya dalam sejarah umat manusia dan arsitektur kuno.

Meski reruntuhan Persepolis berdiri sunyi, mereka tetap menjadi ikon budaya dan identitas nasional Iran. Banyak orang Iran menganggapnya sebagai bukti kejayaan leluhur yang kaya akan nilai-nilai luhur dan kemanusiaan.

Makna Filosofis dan Budaya

Persepolis bukan hanya tumpukan batu tua, melainkan manifestasi kebijakan diplomasi, keberagaman, dan harmoni antarbangsa. Bangsa-bangsa yang ditaklukkan tidak dihancurkan, melainkan dihormati dan dilibatkan dalam sistem kekaisaran. Inilah mengapa Kekaisaran Achaemenid bertahan lama dan menjadi salah satu imperium terbesar dalam sejarah.

Persepolis Hari Ini

Kini, Persepolis menjadi destinasi wisata sejarah utama di Iran. Ribuan pengunjung dari berbagai negara datang setiap tahun untuk mengagumi keindahan dan kebesaran masa lalu Persia.

Meskipun banyak bagian sudah rusak oleh waktu, upaya pelestarian terus dilakukan oleh arkeolog dan UNESCO untuk menjaga situs ini tetap lestari.

Penutup

Persepolis adalah lebih dari sekadar kota tua. Ia adalah ensiklopedia batu yang bercerita tentang kejayaan, keragaman budaya, dan filosofi kekuasaan yang adil. Bagi mereka yang mengagumi sejarah, arsitektur, dan kebesaran peradaban kuno, Persepolis bukan hanya destinasi, tapi pelajaran abadi tentang arti kekuasaan dan kemanusiaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *