Ada tembok membentang sepanjang 150 km di Yordania, namun tujuan dibangunnya tembok ini masih misterius.
Tembok ini pertama kali ditemukan pada 1948 oleh diplomat Inggris, Sir Alec Kirkbride yang bertugas di negara Timur Tengah itu. Saat berada di atas pesawat, dia melihat tembok tersebut.
Sampai saat ini, para sejarawan dan arkeolog masih bingung dengan tembok yang disebut Khatt Shebib itu, yang membentang dari utara-timur laut sampai selatan-barat daya sepanjang 106 km. Tembok ini dilengkapi dengan perluasan dinding paralel, dan ada dua rangkaian bentangan tambahan, sehingga total panjang tembok menjadi 150 km.
Menurut para peneliti dari Universitas Western Australia dan Universitas Oxford, seperti dilansir laman Realm of History, tinggi tembok mencapai 1 meter dan lebar rata-rata hanya setengah meter. Ada juga susunan ‘menara’ melingkar dengan diameter mulai dari 2 hingga 4 m, dan struktur ini mungkin dibangun setelah tembok selesai dibangun.
Berdasarkan analisis tembikar yang ditemukan di situs itu, kemungkinan tembok berasal dari periode Nabataean (312 SM-106 M) dan periode Kekhalifahan Umayyah (661-750 M).
Namun ada yang menyanggah pendapat tersebut, mengingat Nabataean dan Kekhalifahan Umayyah sangat dikenal karena bakat arsitektur dan teknik pembangunan mereka dan itu dinilai tidak sesuai dengan Khatt Shebib yang relatif belum sempurna konstruksinya.
Hipotesis lainnya menyatakan tembok ini digunakan sebagai tempat berlindung bagi para pemburu dan pelancong pada malam hari. Ada juga yang beranggapan Khatt Shebib merupakan pembatas untuk memisahkan petani dan pemburu nomaden.