Sumber air panas adalah tempat berkumpulnya air yang dipanaskan secara alami melalui aktivitas gunung berapi di bawah permukaan bumi. Sumber air panas ini kerap dijadikan sebagai tempat pemandian oleh banyak orang.
Namun, sumber air panas ternyata juga dapat membantu memecahkan misteri mengenai di mana kehidupan bumi dimulai.
Studi berjudul “Iron sulfide-catalyzed gaseous CO2 reduction and prebiotic carbon fixation in terrestrial hot springs,” yang diterbitkan dalam Nature Communications, Vol. 15 pada November 2024 oleh Jingbo Nan dan kawan-kawan, menunjukkan bahwa sumber air panas ternyata memicu reaksi kimia awal sehingga menciptakan kehidupan di bumi.
Seorang ilmuwan dari The University of New South Wales (UNSW) sekaligus peneliti dalam studi, Quoc Phuong Tran, menerangkan bahwa reaksi kimia yang dihasilkan dari sumber air panas membentuk sulfida besi, yang selanjutnya menciptakan kehidupan di bumi.
Sulfida besi mengacu pada jenis mineral yang terbentuk ketika besi terlarut bereaksi dengan hidrogen sulfida, yakni gas vulkanik yang membuat mata air panas berbau seperti telur busuk.
Dalam studi ini, Tran dan timnya melakukan penelitian di sumber air panas Grand Prismatic Spring yang terletak di Taman Nasional Yellowstone, Amerika Serikat.
Menurut Tran, mineral berperan penting dalam proses pembentukan organisme hidup. Hal ini karena hampir seluruh organisme, seperti tumbuhan dan binatang memiliki mineral di dalam tubuhnya.
Namun, salah satu mineral yang hampir dimiliki oleh organisme adalah besi-sulfur. Hal ini mendorong para peneliti untuk mencari tahu mengenai proses pembentukan mineral tersebut untuk memahami mengenai awal kemunculan organisme.
“Jika mengamati dengan saksama struktur sulfida besi, Anda akan menemukan bahwa beberapa di antaranya terlihat sangat mirip dengan gugusan besi-sulfur,” kata Tran kepada Science Alert.
“Hubungan antara sulfida besi dan fiksasi karbon ini telah menyebabkan beberapa peneliti mengusulkan bahwa mineral-mineral ini memainkan peran penting dalam transisi dari geokimia bumi awal ke biologi,” tambahnya.
Hasil Temuan Penelitian
Dengan menyebarkan sampel besi sulfida yang telah disintesis, para peneliti menemukan bahwa sampel tersebut mampu menciptakan metanol secara alami di sumber air panas.
“Kami menemukan bahwa semua sampel besi sulfida yang disintesis mampu menghasilkan metanol, produk fiksasi karbon, hingga tingkat yang bervariasi. Hasil ini menunjukkan bahwa besi sulfida dapat memfasilitasi fiksasi karbon tidak hanya di ventilasi hidrotermal laut dalam tetapi juga di sumber air panas di daratan,” jelas Tran.
Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa sulfida besi kemungkinan memfasilitasi fiksasi karbon di sumber air panas, yang kemudian memicu pertumbuhan organisme.
“Kita melihat reaksi serupa dalam jalur yang digunakan beberapa bakteri dan archaea untuk mengubah karbon dioksida menjadi makanan,” ujar Tran.
“Jalur ini disebut jalur asetil-CoA atau Wood-Ljungdahl. Jalur ini diduga sebagai bentuk fiksasi karbon paling awal yang muncul pada awal kehidupan,” tuturnya.
Seorang ilmuwan dari The University of New South Wales (UNSW) sekaligus peneliti dalam studi, Quoc Phuong Tran, menerangkan bahwa reaksi kimia yang dihasilkan dari sumber air panas membentuk sulfida besi, yang selanjutnya menciptakan kehidupan di bumi.
Sulfida besi mengacu pada jenis mineral yang terbentuk ketika besi terlarut bereaksi dengan hidrogen sulfida, yakni gas vulkanik yang membuat mata air panas berbau seperti telur busuk.