Pada tahun 1950, kehidupan damai di rawa di luar Silkeborg, Denmark, diganggu oleh penemuan yang tak terduga. Sejumlah pekerja pemotong gambut menemukan sisa-sisa manusia yang terjaga dengan baik, melekat di tanah gambut.
Inilah awal misteri Tollund Man, seorang pria dari zaman kuno yang meninggalkan sejarah tak terlupakan bagi ilmuwan dan pencinta sejarah.
Awalnya dianggap sebagai korban kecelakaan baru-baru ini, keheranan muncul saat usia dan pemeliharaannya yang luar biasa terungkap. Kulitnya yang terjaga dengan baik, organ-organ yang mengalami degradasi, dan ekspresi damai di wajahnya, semuanya menyiratkan kisah tragis yang tersembunyi dalam rawa. Namun, apakah kisahnya?
Pada tahun 1950, kehidupan damai di rawa di luar Silkeborg, Denmark, diganggu oleh penemuan yang tak terduga. Sejumlah pekerja pemotong gambut menemukan sisa-sisa manusia yang terjaga dengan baik, melekat di tanah gambut.
Inilah awal misteri Tollund Man, seorang pria dari zaman kuno yang meninggalkan sejarah tak terlupakan bagi ilmuwan dan pencinta sejarah.
Awalnya dianggap sebagai korban kecelakaan baru-baru ini, keheranan muncul saat usia dan pemeliharaannya yang luar biasa terungkap. Kulitnya yang terjaga dengan baik, organ-organ yang mengalami degradasi, dan ekspresi damai di wajahnya, semuanya menyiratkan kisah tragis yang tersembunyi dalam rawa. Namun, apakah kisahnya?
Meskipun teori-teori ini berbeda, semua setuju bahwa sisa-sisa nya memberikan wawasan berharga tentang kehidupan pada Zaman Besi.
Pentingnya penemuan ini tak terbatas pada analisis ilmiah semata. Dari sidik jari hingga sekuensing DNA, upaya untuk memahami Tollund Man berkelanjutan. Warisan nya bahkan mempengaruhi budaya populer, dengan referensi di media dan karya seni.