Arkeolog di Bavaria, Jerman menemukan pemakaman berusia 1.500 tahun yang berisi 40 orang. yang menarik dari pemakaman ini, sembilan wanita yang dikubur di tempat tersebut memiliki tengkorak aneh yang berbentuk panjang.
Bentuk tengkorak dari para wanita ini membuat bingung para arkeolog hingga akhirnya, sebuah hasil studi yang telah dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences mencoba menjawab misteri tersebut.
Sekuensi gen yang dilakukan terhadap ke 40 individu yang dikuburkan di Jerman bagian selatan tersebut menunjukkan bahwa wanita bertengkorak aneh ini bukanlah penduduk asli Bavaria meskipun mereka tinggal di sana.
“Data kami menunjukkan mereka adalah suku Barbar dari Eropa Barat dan Tengah, terutama mengacu pada penampilan eksotis dari wanita berkepala panjang,” kata Khrisna Veeramah, ahli genom dari Stony Brook University dalam siaran pers yang dilansir Science Alert.
Berbeda dengan orang-orang Bavaria lain yang bermata biru dan berambut pirang, wanita-wanita ini diduga berasal dari Eropa Tenggara, tepatnya dari Bulgaria dan Romania. Hal itu menunjukkan bahwa wanita-wanita tersebut memiliki rambut gelap dan mata yang gelap.
Sementara itu, alasan mengapa wanita-wanita ini memiliki kepala yang memanjang adalah karena sejak balita, kepala mereka telah dibentuk dengan cara diikat agar memanjang. Tradisi memanjangkan bentuk kepala seperti ini banyak dilakukan di berbagai budaya termasuk di Eropa dan Asia.
Lalu mengapa wanita-wanita ini bisa ada di Jerman bila mereka bukan penduduk asli di sana?
Kemungkinannya adalah mereka berasal dari keluarga kaya dan dinikahkan dengan pria dari Bavaria, baik itu dengan alasan ekonomi maupun politik.
Jika hipotesis ini benar, maka hal ini bukan saja menjelaskan dari mana wanita ini berasal dan mengapa kepala mereka memanjang, tapi juga pengetahuan mengenai sejarah yang terjadi di Jerman pada masa tersebut bertambah.
“Tidak ada yang berpikir bahwa pernikahan dan kekerabatan memiliki fungsi penting pada masa itu,” kata Susanne Hakenbeck, arkeolog dari University of Cambridge, Inggris kepada National Geographic.
Namun tidak semua ahli bisa menerima hipotesis tersebut. Dan tidak diketahui pula apakah para wanita berkepala panjang tersebut bisa hidup tenang di antara orang-orang Bavaria.