Selain Sanghyang Kenit, Sanghyang Tikoro juga bisa dijadikan sebagai destinasi wisata alam di Bandung. Wisata ini dikenal memiliki misterinya tersendiri, bahkan keberadaanya pun terbilang unik.
Terbentuknya gua tersebut lantaran terjadinya erosi dari aliran Sungai Citarum yang begitu deras. Aliran air tersebut masuk ke sebuah batuan kapur hingga menciptakan gua dan sungai bawah tanah.
Daya Tarik Sanghyang Tikoro
Dikutip dari p2k.stekom.ac.id, Sanghyang Tikoro adalah nama sebuah tempat berupa gua dan sungai bawah tanah yang ada di kawasan Rajamandala. Gua batuan kapur alami ini punya pesona sekaligus misterinya tersendiri.
Masyarakat sekitar menyebutnya, gua ini menelan sebagian air Sungai Citarum. Bahkan gua ini memiliki mitos bahwa ketika melemparkan lidi ke dalam aliran sungai bawah tanah, maka akan menciptakan suara layaknya orang tersedak.
Terlepas dari mitos tersebut, warga melarang pengunjung untuk tidak mengotori aliran sungai tersebut. Hal itu agar air tidak naik ke permukaan dan membanjiri rumah warga.
Sebelum adanya PLTA Rajamanda, aliran sungai bawah tanah ini sangat deras sehingga gua ini tidak dianjurkan untuk dibuka secara umum. Namun saat ini, gua bisa dikunjungi hanya saja perlu didampingi oleh petugas.
Tidak ada aktivitas susur goa seperti halnya Sanghyang Kenit, karena rawannya air sungai yang tiba-tiba meluap. Namun di sana, pengunjung bisa melakukan edukasi geologi.
Jam Operasional, Lokasi dan Cara Menuju ke Sanghyang Tikoro
Gua ini beroperasi selama 24 jam. Namun pihak pengelola hanya membuka secara umum mulai dari pukul 08:00 WIB hingga pukul 15:00 WIB saja.
Lokasinya berada di Jalan PLTA Saguling, Rajamandala Kulon, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Meskipun akses jalannya cukup baik, namun tidak ada angkutan umum sehingga pengunjung perlu membawa kendaraan pribadi.
Jaraknya dari pusat Kota Bandung yaitu 45 km atau sekitar 1 jam 30 menit perjalanan. Bisa melalui Jalan Terusan Pasir Koja – Jalan Nasional III – Jalan Parahyangan Raya – Jalan PLTA Saguling.